8 Agustus 2013 - 12 Agustus 2013
Perjalanan mejelajahi Alam kita kali ini akan menuju Bromo & Ranu Kumbolo, untuk menikmati keindahan alamnnya dengan 8 orang team yang terdiri dari; Yande, Yanik, Lelung, Digdig, Tutnik, Lompang, Gusman & Agus.
Hari 1 Denpasar,
Kamis, 8 Agustus 2013 Jam 03.00 perjalanan dimulai dengan 2 mobil, menuju pelabuhan gilimanuk ditempuh dengan 3 jam berkendara dari denpasar. Tiket penyebrangan Gilimanuk - Ketapang Rp. 125.000,-/mobil. Suasana penyebrangan tidak terlalu ramai, sehingga antrean kendaraan tidak terlalu lama. Penyebrangan dari gilimanuk ke ketapang memakan waktu sekitar 1.30 menit. Setelah sampai di ketapang perjalanan menuju bromo dilanjutkan melalui jalur utara yang akan melewati Taman Nasional Baluran, Pantai Watu Dodol, Pasir Putih (Tempat yg cocok untuk istirahat & makan siang), Situbondo & Probolinggo.
Pasir Putih - Situbondo |
Setelah berkendara 10 jam menuju bromo, Jam 13.30 siang kita sampai di Desa Cemoro lawang, memasuki desa ini ada pos pembelian tiket untuk masuk kawasan TNBTS (Taman Nasinal Bromo Tengger Semeru) seharga 12.000,-/Orang untuk domestik dan mobil Rp. 10.000,- tiket ini bisa di gunakan di semua kawasan TNBTS. Di desa inilah tempat kita mencari jeep yg besok digunakan menuju Penanjakan & Bromo dengan tarif sewa yg telah ditetapkan resmi, sehingga kita tidak bisa menawarnya lagi, kecuali kalau ada rute khusus diluar jalur yg ada, maka harga dapat di negoisaikan. Karena saat kita kesana sedang libur lebaran, agak sulit untuk mendapatkan tempat menginap. Setelah berkeliling, kita mendapatkan tempat menyewa salah satu rumah penduduk. keadaannya sangat sederhana dengan tembok triplek untuk sekatnya. Tapi sesederhana ini harga cukup mahal dengan 2 tempat tidur saja harga 650.000/malam, tapi dengan nego yg cukup alot disepakati harga 400.000,- (menurut saya masih mahal untuk tipe rumah begini. tapi gak apalah yg penting bisa terhindar dari dingginya malam bromo).
Ngobrol dengan Penduduk Cemoro Lawang |
tetapi Carrier di taruh di atas kap mobil. Untuk biaya jeep ke Ranupani Rp. 1.600.000,- Pulang Pergi untuk jalur Cemoro lawang – penanjakan – Ranu Pane, dan pulangnya Ranu Pane – Savana – Gunung bromo – Cemoro Lawang, dari hasil nego sebelumnya Rp. 2.000.000,- untuk mobil, kami titipkan di rumah penduduk tempat kami menginap.
Rumah di Cemoro Lawang |
*** Kalau kita ke mau bromo sebelum sampai didesa Cemoro Lawang, akan banyak dijumpai oarang orang yg menyetop kendaraan untuk menawarkan jasa jeep dan menginap. Abaikan saja, usahakan jangan tergoda, bilang saja sudah booking kamar di Cemoro Lawang. Biasanya calo yg menawarkan jasanya agak memaksa. Pada saat pertama kali ke bromo, juga pernah kena rayuan para calo akhirnya menginapnya di desa ngadisari, karena kurangnya informasi.
Cemoro Lawang |
*** Kalau kita membawa mobil sendiri menuju cemoro lawang dari ngadisari, pas ada pertigaan setelah kantor kepala desa ambil jalan yg kekiri, jangan lurus, karena kalau ambil yg lurus tanjakannya terlalu curam, biasanya hanya mobil hardtop & sekelasnya yg biasa melaluinya
Hari 2
Penanjakan
Jam 3.00 pagi sopir jeep datang membangunkan untuk perjalanan melihat sunrise di Penanjakan, udara yg benar benar dingin membuat malas keluar dari rumah. setelah packing packing carrier diatas jeep, kita bergegas menuju penanjakan, dengan 8 orang penumpang, didalam jeep benar benar penuh sesak, di depan 2 orang & di belakang 6 orang.
Bromo dari Penanjakan |
***Saran kalau ke penanjakan untuk dapat melihat sunrise dengan sempurna usahakan datangnya lebih awal, sekitar jam 3 pagilah. bilang saja sama sopirnya agar dijemput lebih awal, jangan lupa siapkan jaket tebal dan masker hidung, bisa juga sewa jaket dan beli masker disana dan sampai disana langsung ambil posisi paling depan. Agar bisa terlihat semua, duduk duduk atau saja di pinggir pagar", Kalo membawa kamera dengan tripod ikat saja tripodnya di pagar.
Penanjakan |
Desa Ranupani
Setelah puas menikmati pemandangan bromo, sekitar jam 8.00 kita langsung tancap ke Ranupani, Sarapan pagi kita sebelum berangkat adalah di salah satu warung bakso yang ada tangga menuju penanjakan. Pisang goreng yg dijual di penanjakan perlu dicoba, karena rasanya sangat enak dan legit. Rasanya enak karena disana dingin ya ????.
Setelah melewati padang pasir & padang savana mulailah tanjakan yg akan menuju pertigaan antara tumpang, bromo & ranu pani. Perjalanan ini sangat mendebarkan jantung, bayangkan saja mobil mendaki di punggungan bukit yang hanya cukup untuk 1 mobil saja, saat berpasasan dengan mobil lain, kita harus mencari tempat yang tepat agar mobil lain bisa lewat, kalau posisi kita di sisi pinggir jalan, akan terasa lebih menegangkan, seolah olah ban mobil akan jatuh ke tebing, karena begitu sempitnya jalan di paksain untuk berpapasan. Meskipun menegangkan tapi pemandangan yg disuguhkan selama perjalanan ini sangat menabjupkan. Jalan yang kita lalui disana berupa jalan tanah yg berlubang dan dibeberapa tempat jalannya sudah di beton.
Sekitar 2 jam perjalanan kita sampai di desa Danupani, desa Ranupani masuk kecamatan Senduro, Lumajang Jawa Timur. Di Ranu Pani ada sebuah Pura yaitu "Pura Ulun Danu", kami menyempatkan diri untuk sembahyang disana. Desa Ranu Pani merupakan desa terakhir di kaki gunung semeru, yg dijadikan titik awal pendakian ke gunung semeru. Untuk masuk kedesa ini bisa dari tiga jalur, yaitu dari Tumpang – Malang, jalur Senduro Lumajang dan jalur dari probolinggo atau pasuruan yg akan melawati lautan pasir, Savana, dan naik melewati Jemplang.
Pukul 11.00 kita mulai registrasi di Pos TNBTS Ranu Pane, Untuk pendakian wajib membawa Foto Copy KTP dan Surat Keterangan Sehat dan 1 materai 6000 untuk 1 team, Untuk tiket pendakian masih bisa menggunakan tiket yg di Cemoro Lawang kemarin, sehingga kita hanya membeli tiket tenda sebesar 20.000/ tenda.
Registrasi di POS TNBTS |
Melewati Kebun sayur di Jalur Ayek-ayek |
Pangonan Cilik |
Jalur ayek- ayek dimusim kemarau sangat meyiksa, jalurnya berdebu apalagi kalau siang hari sangat panas. Saran kalau melalui jalur ini siapkan masker, Tapi pake masker serba salah, kalau dipakai kesulitan bernafas karena kurangnya asupan oksigen, kalau gak dipake juga sulit bernafas karena debunya banyak sekali.
jadi sarannya saya sebaiknya cari jalur yg resmi saja, meskipun lebih panjang tapi gak tersiksa.
Hari 3
Ranu kombolo
Melewati malam di ranu kombolo tidak banyak aktivitas yg dilakukan hanya pasang tenda, masak, kemudian semua tertidur, semua kelelahan karena 2 malam terakhir kita tidak cukup tidur, salah satu team kita juga sakit sesampainya di ranu kumbolo. Malam itu ranu kumbolo tidak begitu dingin mungkin suhu berkisar 10 - 15 derajat celcius.
Tenda Pendaki Semeru |
Hari 4
Ranu Regolo
Setelah balik dari ranu kombolo kita berkemah di ranu regolo, posisi danau ini sekitar 10 menit berjalan dari POS TNBTS, Malam ini udara sangat dingin menyelimuti ranu regolo, tulang tulang seperti tertusuk duri, meskipun sudah memakai jaket & slepping bag, masih belum bisa menahan dingginnya ranu regolo. Keesokan pagi saat bangun tidur dan keluar dari tenda, baru kita menyadari bahwa kemarin kita tidur didalam kulkas, embun embun yang menempel di padang rumput sampai membeku menjadi butiran ES. Pantesan gak bisa tidurlah AC-nya terlalu dingin.
Rumput membeku |
Sambil menunggu jemputan kembali Bromo, hari ini di habiskan menikmati suasana desa Ranupani, kami berjalan jalan berkeliling desa, bermain bersama anak anak disana dan mencari kaos Gunung Semeru. Ranupani merupakan desa yang berhawa sejuk yang dikelilingi perbukitan dengan kebun sayur yang tertata rapi, dari kejauhan terlihat sangat indah. sekitar jam 1 siang mobil hardtop membawa kita kembali ke bromo. Dalam perjalanan kita berhenti sebentur di Jemplang untuk mengabadikan pemandangan sisi lain Gunung Bromo dengan pemandangan padang savana bromo yg dilihat dari ketinggian.
Bermain Di Ranu Pani |
View dari Jemplang |
Padang rumput savana menyajikan hamparan rumput berwarna hijau, dengan background langit biru, sayang ada beberapa motor cross nakal yg menaiki bukit, meskipun sudah ada larangan naik, sehingga membuat hamparan hijau menjadi bergaris garis akibat jejak ban motor. Perlu kesadaran para crosser untuk menjaga keasrian padang savana bromo, sehingga saudara saudara kita masih bisa menikmatinya. Dari savana kita langsung menuju Gunung Bromo, karena angin saat itu begitu kencang kita tidak malas di pasir berbisik, karena debu berterbangan mengganggu pernapasan & mata. Untuk menuju ke Gunung bromo kita masing masing menyewa kuda Rp. 100.000/kuda. Pengunjung saat ini sangat ramai, jadi pinggiran kawah gunung penuh sesak pengunjung. Bau busuk belerang juga sangat kuat, jadi kita tidak bisa bertahan lama di atas Gunung bromo, setelah beberapa jepretan kita langsung turun & kemudian balik ke desa Cemoro Lawang.
Savana |
Itulah perjalanan Bromo, Ranu Pani, Ranu Kombulo yang tidak akan terlupakan !!! dan berharap suatu saat nanti bisa mengunjunginya lagi sampai puncak Mahameru.
Jeep bisa muat kapasitas sampe 8 orang ya? Kebetulan sy sama teman2 mau ke bromo kita ber8 tapi katanya kapasitas jeep hanya cukup untuk 6 orang dan sisanya harus cari jeep lain
ReplyDeleteMasih muat, depan 2 orang belakang 6 orang, nego saja sama sopirnya atau kasi tambahan ongkos lagi 50 rb. kan lebih hemat. atau kalau gak, bisa cari jeep terbuka.
ReplyDelete